Ancaman Kejahatan Digital Terus Bermunculan, Peneliti Temukan Cara Cepat Menginvestigasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perkembangan teknologi dengan bermunculannya berbagai jenis platform ternyata diikuti dengan banyaknya serangan siber atau kejahatan digital. Butuh cara khusus untuk melakukan antisipasi serta penanganan kasus kejahatan digital melalui investigasi yang cepat dan akurat.
Peneliti dari Konsentrasi Forensika Digital Program Studi Informatika Program Magister FTI UII Muhamad Maulana secara khusus mengupayakan penanganan kasus kejahatan digital lewat sistem yang ia ciptakan. Ia menilai salah satu tantangan terbesar setiap negara adalah menghadapi penanganan bukti digital, membutuhkan pendekatan yang prosedural dan ilmiah. Forensik jaringan merupakan sub-bidang dari digital forensik yang menangani bukti digital pada sistem jaringan komputer.
Advertisement
"Salah satu isu utama dalam penanganan bukti digital pada sistem jaringan adalah besarnya volume dan data tidak teratur. Hal ini dapat memperlambat dan menghambat proses investigasi. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk teknologi yang dapat mempercepat dan mempermudah proses investigasi," kata Maulana dalam rilisnya.
Ia memanfaatkan peran machine learning dapat membantu meningkatkan efisiensi investigasi, khususnya dalam menangani data tangkapan pada sistem jaringan komputer. Penelitiannya fokus pada klasifikasi jenis serangan yang terjadi pada sistem jaringan dengan menggunakan data tangkapan dari insiden yang relevan.
"Dengan menerapkan machine learning, khususnya algoritma Support Vector Machine [SVM] dengan kernel rbf, diharapkan proses investigasi dapat lebih cepat dan akurat," ujarnya.
Pilihan SVM dengan kernel rbf didasarkan pada akurasi klasifikasinya yang tinggi dan kemampuan untuk mengatasi dataset yang terpisah secara linear dengan banyak fitur. "Ini bisa menjadi rekomendasi bagi para praktisi forensik jaringan tentang cara terbaik untuk mengklasifikasikan serangan yang terjadi pada sistem jaringan," ujarnya.
Manajer Akademik Keilmuan Program Studi Informatika Program Magister FTI UII Ahmad Luthfi menambahkan penggunaan machine learning dalam investigasi memiliki peran pada saat analisis data, algoritma yang digunakan dapat meningkatkan kualitas, waktu proses dan keakuratan proses analisis data. Proses analisis semi-otomatis dengan memanfaatkan beberapa framework ekstraksi data. Hal yang menjadi pembeda pada analisis konvensional, semi-otomatis dan machine learning terletak pada proses dan hasilnya.
"Investigator perlu memahami alat bantu seperti wireshark yang digunakan dalam analisis file .pcapng secara konvensional, sebagai contoh untuk menampilkan data investigator perlu mengetahui perintah pada aplikasi untuk membantu dalam pencarian data tersebut dan tetap perlu memeriksanya pada setiap frame," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Bantul Pastikan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat Telah Dicoret dari DPT
- KPU Sleman Memprediksi Pemungutan dan Perhitungan Suara di TPS Rampung Maksimal Jam 5 Sore
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
Advertisement
Advertisement